Langsung ke konten utama

Postingan

Wawancara Beasiswa LPDP (Part 2)

Postingan terbaru

Berawal dari Gambar di Bingkai

Tidak pernah saya terpikir akan bisa kuliah di Exeter. Kota kecil yang jaraknya 3 jam naik bus dari London. Eitss, tapi bukan karena kotanya kecil berarti univeristasnya tidak berkualitas. Jempol sejempol-jempolnya untuk kampusnya. Salah satu top university lah untuk UK. Kotanya kecil juga bukan berarti tidak ada tanda-tanda kehidupan, wkwkwk. "kecil" di sini berarti kecil populasinya dibanding kota-kota lain dan menurutku ukuran pusat kotanya memang tidak sebesar kota lain. Tapi kota ini sangat nyaman untuk ditinggali, lebih hangat, tenang, dan aman. Makanya banyak orang-orang tua senang menghabiskan masa pensiunnya di kota ini. Okayy!!! Enough!! Kenapa yah saya merasa seperti mempromosikan Exeter, hahaha. Feeling Exeter like home already, upss! Hehehe. Tetap nah Kendari di hati, hehe. Tulisan kali ini sebenarnya cerita kenapa saya bisa "terdampar kuliah" di Exeter, yah walaupun di beberapa postingan sebelumnya sudah jelas bahwa alasan utamanya adalah karena U

Wawancara Beasiswa LPDP (Rasa Campur-Campur)

Di  postingan sebelumnya , saya sudah sempat bercerita tentang perjalanan saya hingga dinyatakan lulus berkas. Kali ini saya akan berbagi cerita tentang tahapan seleksi beasiswa LPDP selanjutnya yaitu Essay On the Spot, Leaderless Group Discussion (LDG), dan wawancara. Ups, tapi postingan ini akan lebih fokus ke wawancara. *tidak adil yah? Hehe. Maaf yoo... Sedikit info saja, saya hanya berusaha yang terbaik, sebisa saya, semampunya, semua-muanya. Pokonya keluarkan kemampuan menulis kamu sebaik mungkin menyesuaikan dengan waktu yang disediakan untuk Essay on the spot dan berdiskusilah dengan anggun, jangan nyolot tapi santun dan mengandung argumen yang tepat untuk LGD. Saya berusaha sebaik mungkin untuk essay dan LDG tapi tetap saja saya menyiapkan persiapan "ekstra" untuk wawancara. KENAPA? Bukan karena wawancara lebih penting dari yang lain tapi karena saya tahu itu salah satu kelemahan saya. I am not that bright comparing to the other stars (apasihhh pake bahasa Inggr

Merangkai Jejak (Cerpen part 4)

Memories are rude, aren't they? Some of them even reappear in really. Rude. So rude. Mimpi buruk lagi. Kenangan-kenangan yang ingin ku hapus muncul lagi. Tidak sopan. Ingatan-ingatan beberapa tahun lalu, ketika ibu jatuh pingsan, berhari-hari iya koma di rumah sakit, hingga pergi meninggalkanku untuk selamanya. Sejak saat aku jadi takut terjaga di malam hari, setiap jam 10 malam hingga menjelang tengah malam, aku selalu cemas. Seperti ada duka yang terselip dinginnya udara malam. Seperti saat ibu jatuh pingsan. Malam, dingin, dan sepi. Menakutkan. Malam ini aku terbangun. Tepatnya bukan hanya karena mimpi buruk tapi karena jet lag lebih tepatnya. Bagaimana tidak, penerbangan lebih dari 20 jam. Kendari-makassar-jakarta-abu dhabi-endiburgh-exeter. Oleng se oleng-olengnya. Penyesuaian waktu yang memakan waktu. Huff... Terbangun jam 10 malam dimana waktu Indonesia saat ini adalah jam 5 subuh. Sempurna. Badanku masih menyangka ia berada di kampung halaman. "Ini sudah d

Tinggal di Gubuk (Kisah kuliah di negeri orang)

Halo, teman-teman! Tidak terasa saya sudah tujuh bulan menetap di negeri David Beckham, hehe. Menjalani studi sebagai mahasiswa internasional program master memang penuh asam manis. Di tulisan kali ini saya ingin berbagi sedikit cerita tentang hidup di negara lain. Seperti judulnya, betul bahwa saya saat ini tinggal di GUBUK. Gubuk, betulan gubuk. Tapi bukan gubuk derita yah, eitss, hehe. Alhamdulillah, gubuk bahagia, hehe. Gubuk dalam Bahasa Inggris diterjemahkan sebagai cottage , dan kalau “cottage” dalam Bahasa Indonesia biasanya lebih berkaitan dengan tempat liburan mewah lengkap dengan kolam renang. Tapiiiii…. Cottage tempat saya tinggal bukanlah tempat seperti itu. Kalau menurut saya cottage di sini lebih seperti rumah kecil.  Sumber:  Univerisity of Exeter Accommodation Website Yah walaupun rumah kecil, saya senang tinggal di tempat ini. Namanya Lafrowda Cottage, rumah/bangunan di sini pake nama (hmmm). Tempat tinggal saya adalah salah satu akomodasi milik kampu

Bagaimana cara mendapatkan beasiswa LPDP? (Cerita persiapan wawancara beasiswa LPDP)

Halo teman-teman! Setelah 6 bulan tinggal di negeri Ratu Elizabeth, baru lagi dapat kesempatan untuk update soal cerita beasiswa. Harap maklum proses  settlement  ternyata tidak segampang yang dibayangkan. Eitsss tapi soal cerita hidup di Inggris, akan ada postingannya khusus. Kali ini saya akan cerita tentang proses saya akhirnya mendapatkan beasiswa LDPD. Di beberapa postingan sebelumnya saya sudah sedikit cerita tentang apa yang harus di persiakan berdasarkan pengalaman saya ( Kuliah Di Luar Negeri ,  Personal statement , dan  LoA ). Memang ada beberapa perubahan dalam proses penerimaan beasiswa LPDP tapi kalau jodoh pasti tak kemana, *eh, hahaha. Intinya tetap semangat yah teman-teman, berusaha sambal berdoa juga :) Baiklah. Langsung saja. Setelah mendapatkan LoA, maka tentu saja kita harus mengejar beasiswa buat bayarin kita kuliah, hehe. Saat pendaftaran beasiswa LPDP, ada banyak persyaratan yang harus dipenuhi. Ini bisa dilihat di  website beasiswa LPDP untuk S2 dan S3 .

Merangkai jejak (cerpen bagian 3)

Apakah hidup itu cerita yang terus bersambung? Seperti sebuah film yang konfliknya tak pernah berhenti, sambung menyambung, dan tak usai-usai? Ataukah hidup itu perjalanan, dimana jauh sebelum itu Tuhan telah menetapkan siapakah mereka yang akan tetap di sisimu untuk sementara waktu dan siapa yang lebih dulu meninggalkanmu dengan alasan apapun itu. Melamun aku. Pertanyaan demi pertanyaan melintas dalam benakku. Bagaimana kah perjalananku nanti. Akankah aku bertemu orang-orang baik dan menjadi lebih baik atau sebaliknya. Pertanyaan-pertanyaan sulit nan dramatis itu lalu lalang melintas dengan tidak sopannya di otakku. Iya tidak sopan, karena entah dari mana mereka muncul. Tanpa permisi begitu saja muncul. Entah dari mana. Penerbangan kurang lebih tiga jam dari Kendari – Makassar – Jakarta akhirnya terisi dengan lamunan-lamunan tak jelas. “Eka, perjalanan ke Inggris masih lebih jauh, kamu harus tetap berpikir positif, kamu pasti bisa” hiburku dalam hati. Jujur saja, tak pe