Memories are rude, aren't they? Some of them even reappear in
really. Rude. So rude.
Mimpi buruk lagi. Kenangan-kenangan yang ingin ku hapus muncul
lagi. Tidak sopan. Ingatan-ingatan beberapa tahun lalu, ketika ibu jatuh
pingsan, berhari-hari iya koma di rumah sakit, hingga pergi meninggalkanku
untuk selamanya. Sejak saat aku jadi takut terjaga di malam hari, setiap jam 10
malam hingga menjelang tengah malam, aku selalu cemas. Seperti ada duka yang
terselip dinginnya udara malam. Seperti saat ibu jatuh pingsan. Malam, dingin,
dan sepi. Menakutkan.
Malam ini aku terbangun. Tepatnya bukan hanya karena mimpi buruk
tapi karena jet lag lebih tepatnya. Bagaimana tidak, penerbangan lebih dari 20
jam. Kendari-makassar-jakarta-abu dhabi-endiburgh-exeter. Oleng se
oleng-olengnya. Penyesuaian waktu yang memakan waktu. Huff... Terbangun jam 10
malam dimana waktu Indonesia saat ini adalah jam 5 subuh. Sempurna. Badanku masih
menyangka ia berada di kampung halaman.
"Ini sudah di Inggris, Eka. Sudah di Inggris!!"
Ku tatap langit di luar jendela dari lantai 5 apartemen mewah
tempatku tinggal saat ini. Pemandangan malam yang tenang dengan pemandangan
gunung di seberang apartemen dan taburan bintang di langit. Sempurna.
"hufff..." ku tarik nafas panjang dan rebahan di tempat
tidur ukuran besar di kamar mewahku. Tidur menghadap jendela berukuran 1,5x 1 m
dengan pemandangan langit yang bersih. Berharap bisa lanjut tidur lagi.
***
"Halo mba Eka" sapa gadis berambut panjang itu. Perawakannya
akrab tapi penampilannya kali ini berbeda. Mungkin karena waktu aku bertemu dia
di airport dan setelah itu aku sendiri fokus ke perjalananku. Dia adalah salah
satu dari 4 mahasiswa Indonesia yang berangkat ke Exeter bersamaku. Tari
namanya, gadis cantik asal jawa tengah. Di sebelahnya berdiri Lia, gadis asal
sumatra. Tersenyum tipis Lia padaku. Ku balas senyuman.
"Bulan mana?" tanyaku mencari si Nona sumatra tapi
berdarah jawa.
"Mba Bulan lagi melapor berkas, mba Eka sudah?" Timpal
Lia.
"Sudah beres semua punyaku.. Oh itu Ari!" seketika
kami semua melihat ke arah pintu ruangan masuk gedung pusat kegiatan
mahasiswa. Ari datang, mahasiswa asal kalimantan ini sedikit kikuk, nampaknya
sedang mencari kemana ia harus melaporkan diri sebagai mahasiswa internasional.
Dengan badan tegap dan senyum yang sedikit dipaksakan, ia menyapa kami, lalu
berlalu mengurus kelengkapan berkasnya.
Ketika Ari kembali dari mengurus berkasnya ku lihat Bulan juga
keluar dari kantor penerimaan mahasiswa baru. Ari dan bulan adalah dua
mahasiswa Indonesia lain yang menemaniku selama perjalan menuju exeter.
Berkumpulah kami berlima. Aku, Tari, Lia, Bulan, dan Ari. Entah apa yang akan
terjadi ke depan tapi seakan firasat, senyum dan tatapan mata ke empat orang
ini mengingatkan ku kepada orang-orang yang pernah aku temui. Aneh. Serasa kenangan
tentang beberapa orang hadir lagi di dalam diri mereka.
Br.. Br.. Hpku bergetar.
"sudah ketemu dengan Bulan?" Pesan whatsapp si Kunyuk.
"sudah jawabku"
Ku simpan HP ke dalam tas. Jangan terlalu bermain HP. Aku perlu
bersosialisasi dengan teman-teman baruku. Tapi entah mengapa ada rasa rindu
dengan teman-teman di Indonesia. Rindu si Kunyuk. Iya rindu. Ku tepuk jidatku. Sejak
kapan aku rindu dengan mahkluk anomaly itu. Ampun deh.
Bersambung…
Komentar
Posting Komentar