Halooooo.....
Apa kabar teman-teman dimanapun berada. :D
Waktu baru menunjukan pukul 4.30 am (waktu Exeter, UK) saat saya memulai tulisan ini, entah jam berapa di kampung halaman saya, hiks hiks *mulai homesick/cengeng banget sih, wkwkwk, Berhubung perkuliahan belum benar-benar dimulai, saya rasa ini waktu yang tepat untuk membagikan sedikit cerita tentang apa yang terjadi saat kita ingin SERIUSS kuliah di luar negeri. Harus serius loh, karena perjalanan untuk menuju "ke sana" sangat panjang dan berliku, serius deh. Beberapa orang mungkin menghabiskan setahun persiapan, mungkin kurang, tapi dari yang saya lihat dan alami, 1 tahun lebih (banyak lebihnya) untuk mewujudkannya. Saya sendiri mulai "bergerak" memburu kesempatan kuliah di luar negeri pada bulan Maret 2015 dan akhirnya bisa berangkat pada bulan September 2016. Jadiiiii yah hitung sendirilah, lama kan?
Tapi jangan karena lama lantas menyerah, jangan karena susah lantas putus asa. Kalau orang lain bisa kenapa kamu tidak. Optimis guyss....
Anyway, judul postingan kali ini adalah LoA dan scholarship (beasiswa). Keduanya berkaitan. Kenapa berkaitan? yah karena kalau kita punya LoA, maka kita harus punya dana buat kuliah makanya harus cari beasiswa untuk pembiayaannya. Sebaliknya, kalau kita sudah lulus beasiswa ujung-ujungnya kita harus memilih kampus tertentu dan berjuang mendapatkan LoA dari sana. Yah walaupun, memang ada beberapa beasiswa yang "sepaket", maksudnya kalau lulus beasiswanya, aman sudahlah kampus, LoA, dan segala-segalanya. Cuma, yah itu dia, tesnya susahhh banget banget banget but it's worth trying hehehe.
Oya di dua postingan sebelumnya (persiapan apply beasiswa dan personal statement), saya sudah membeberkan jurus pamungkas untuk mempersiapkan diri mendapatkan LoA, asalkan kita ikuti proses pendaftaran di kampus yang kita tuju dan persiapkan semua dokumen yang diperlukan termasuk meramu personal statement plus mendapatkan rekomendasi dari dosen, guru, ataupun atasan kita yah terkasih (ciyee,,,,), maka kemungkinan besar LoA akan menghampiri kita, asikkk. LoA pertama saya datang setelah dua minggu saya submit berkas dan LoA lainpun ikut bermunculan (saya apply lebih dari 1 kampus, hehehe) tapi saya juga pernah ditolak beberapa kali (keciannn, hiks hiks), alasannya sangat rasional karena jurusan yang saya apply tidak sesuai dengan latar belakang keilmuan saya dan jurusan tersebut tidak begitu cocok dengan fokus penelitian yang nanti akan saya buat seperti yang saya tulis di personal statement saya. Yah tidak apa-apalah. Walaupun galau juga pas ditolak tapi ujung-unjungnya tetap ada juga LoA yang hinggap di email saya, hehehe. Ini contoh LoA conditional pertama yang saya terima dan LoA inilah yang membawa saya ke tempat dimana saya belajar hari ini.
Sekilas info tentang LoA yang saya dapatkan. Pertama terdapat kesalahan penulisan nama (masalah itu tetap nyangkut hingga hari ini, huhuhu). Beruntunglah kalian yang punya nama yang lebih dari satu kata atau memiliki nama keluarga seperti La Ode atau Wa Ode untuk Muna Buton, Andi untuk Bugis ataupun yang nama keluarganya memang tertempel di nama kalian, Intinya bersukurlah kalau nama kalian lebih dari 1 kata. Itu bagus karena di luar negeri orang-orang memiiliki nama yang terdiri dari lebih 1 kata sehingga kalian tidak akan kesulitan dalam mengisi form apapun, Nah, saya yang hanya memiliki 1 kata untuk nama saya akhirnya harus berulang kali revisi LoA hingga CAS (soal CAS ini akan ada bahasan tersendiri).
Skandal kedua adalah awalnya saya ditawari kelas tahun ajaran 2015 tapi karena sangat mepet dan merasa tidak cukup waktu persiapan karena belum dapat beasiswa, saya minta diundur dan dapatlah tahun ajaran selanjutnya. Jadi kalau teman-teman melihat course atau jurusan yang kalian minati tapi jadwalnya mulai tahun ini namun belum siap, maka bisa minta di defer atau diundur hingga tahun depan. Tapi kalian jangan seperi diriku yang terlalu lugu ini, hahaha. Saya belum dapat LoA tapi sudah minta diundur coursenya. Kalian harus tunggu dapat LoA dulu baru minta undur ke tahun depannya. Jangan lupa, dalam mengajukan pengunduran waktu mulai kuliah, kalian harus menjelaskan alasannya seperti belum siap dana, masih proses mengejar beasiswa, atau karena waktunya terlalu mepet. Semua komunikasi ini dilakukan dalam bentuk email. So siap-siap aja surat-suratan sama pihak kampus dalam bahasa Inggris, wkwkwk.
Masalah yang ketiga adalah soal kemampuan bahasa Inggris dan deadlinenya. Walaupun pada saat mendaftar, saya berhasil selamat dengan TOEFL yang sedikit di atas standar (standar banget banget, mungkin malah ga sampe standar sebennarnya, huhuhu), pada akhirnya saya harus tetap mengambil tes Bahasa Inggris lagi untuk memenuhi syarat dari pihak universitas dan pihak imigrasi UK. Untuk soal tes bahasa Inggris ini, akan ada waktunya kita bahas soalnya saya masih trauma, hahahaha *just kidding. Intinya adalah saat kita mendapatkan LoA Conditional, maka berarti kita belum 100% diterima di Universitas tersebut dan penerimaan kita masih "bersyarat" seperti harus ada sumber dana (cari beasiswalah, nda sanggup diriku kalau bayar sendiri, hehehe) dan hasil tes kemampuan bahasa Inggris selain TOEFL Paper Based Test karena sejak April 2014 TOEFL PBT sudah tidak masuk dalam Tes yang secure English Language Test. Yang harus teman-teman pastikan adalah kapan pastinya batas akhir teman-teman menyetor hasil tes Bahasa Inggris tersebut. Pastikan bahwa kamu cukup waktu dalam mempersiapkannya sehingga semuanya bisa berjalan lancar. Lagi-lagi, komunikasi ini harus dilakukan dalam bentuk email ke pihak univeristas. Selamat berjuang yah untuk menulis surat dalam bahasa Inggris, jangan hanya status sosmed aja yang English, mulai sekarang coba lihat contoh formal Letter in English. Good luck for it!
Bila teman-teman sudah memastikan apa-apa saja syarat yang diminta di LoA conditional dan kapan deadlinenya maka kalian sudah bisa menyusun rencana untuk tahap selanjutnya. Contohnya saya (secara singkat saja yah) dapat LoA conditional bulan Mei 2015 dengan deadline soal dana pendidikan yang harus fix November 2015 dan deadline untuk menyetor hasil tes Bahasa Inggris pada Agustus 2016. Maka saya bisa ancang-ancang harus lulus beasiswa segera dan bila beasiswa sudah di tangan, saya bisa fokus dan punya cukup waktu untuk persiapan tes Bahasa Inggris.
Oya LoA saya itu 4 lembar, ada juga (dari universitas lain) yang cuma 1 lembar, ada juga (punya teman saya, sebut aja Bunga lagi, hahaha) yang sampai 15 lembar, Jadi jangan panik yah kalau nanti kamu dapat LoA, aminnnnn....., tapi bentuknya beda :)
Dengan LoA seperti di atas, saya merasa lebih percaya diri untuk mendaftar beasiswa karena sudah jelas kemana saya ingin studi dan bisa mempersiapkan segala yang diperlukan. Berhubung beberapa teman saya (Thanks to them) sudah lulus beasiswa LPDP, maka kesanalah saya mencoba peruntungan, ckckck. Kayaknya di kesempatan selanjutnya saya akan menceritakan apa yang terjadi dengan LoA saya itu dan bagaimana saya akhirnya bisa (dengan izin Yang Maha Kuasa) lulus beasiswa LPDP. Cukup dulu untuk kali ini. Sampai jumpa lagi dan salam semangat ^_^.
Thanks for sharing kak. Btw kak, dulu untuk dapat conditional offer, sudah menyertakan reference blm kak?
BalasHapusHalooo.. iya dulu sudah menyertakan reference :)
Hapus