Balas dendam terbaik adalah dengan kesuksesan, itulah caraku.
Karena tak bisa aku mengeluh atas segala keterbatasanku, karena rasanya tak
pantas marah atas apa yang tak seharusnya aku miliki. Jika memang aku juga akan
lanjut studi, jika memang tuhan punya rencana untukku, pasti akan tiba
waktunya.
"kunyuk,
aku berangkat yah" pesan whatsapp terkirim. Dibaca. Mengetik.
"hati-hati yah" Si Kunyuk membalas.
Si
Kunyuk ini makhluk anomali yang paling tidak bisa ditebak. Kadang cerah ceria
seperti matahari pagi, kadang dingin menusuk seperti hembusan angin tengah
malam, kadang damai menenangkan seperti ceramah subuh di radio yang selalu
bapakku dengarkan. Intinya dia manusia aneh. Mungkin dia punya spesis
tersendiri. Sejenis golongan manusia-manusia unik yang bikin harimu bisa kacau
tak karuan.
*** dua tahun lalu***
Dua
pesan diterima. Ku cek hp setelah jam mengajarku berakhir jam 9 malam. Ku ambil
hp, tas, bergegas pulang. Lelah 2 jam berdiri di atas high heel shoes di depan
papan tulis. Yah beginilah nasib guru les-lesan yang kelasnya sejak siang
hingga malam hari. Lelah tapi setidaknya dari sanalah rezekiku mengalir. Hidup
memang keras kawan.
Sambil
menyusuri lorong yang diterangi lampu jalan itu, ku buka 2 sms muncul di layar
hpku.
"besok
mau ujian tesis, tapi tidak ada lagi Dewi Eka yang menemani seperti ujian s1
dulu" pengirim Anita Ayu. Sahabat baik dan teman seperjuangan semasa kuliah
dulu.
Senyum
aku membaca pesan itu. Senyum sedih campur senang. Jalan kita sudah beda
kawan.kataku dalam hati.
Pesan
ke dua "kamu lanjut kulya juga dong. Mau tua mengajar seperti itu?"
pengirim Si Kunyuk. Langkahku terhenti. Mematung. Sejenak. Tak tahu harus
berkata apa. Entah karena pengirimnya sejenis makhluk planet yang suka yang
akur hanya kalau tuhan mengizinkan atau karena yang dia katakan itu benar.
Tiba-tiba rasa perih datang, entah datang dari mana. Tapi rasanya sakit.
“ayo,
kamu daftar juga beasiswa tahap selanjutnya, aku tungguin deh, biar kita kuliah
bareng akhir tahun depan” sambil duduk santai di teras kantorku, Si Kunyuk mulai
memprovokasi. No. jawabku dalam hati. Hanya tersenyum aku saat itu. Senyum-senyum
kecut. Siapa yang tak ingin mengejar impiannya, siapa coba? Siapa? Dasar Kunyuk.
“aku
berangkat yah” itu smsnya saat meninggalkan Kendari menuju tanah Jawa, tempat
ia akan studi. Sebuah salam perpisahan yang sangat tidak sopan. Tidak ku balas.
Jelaslah. Dia datang dan pergi sesuka hati. Dasar manusia anomaly. Seorang teman
SMA yang tak pernah akur denganku.
“aku
sudah tiba di Jogja” sms Si Kunyuk lagi, saat aku tidur di malam harinya. Tiba-tiba,
ada sebutir air mata jatuh di ujung mataku. Aneh. Mungkin itu air mata tak
sengaja, iya itu pasti air mata tak sengaja. Entahlah.
***September 2016***
Kali
ini tak ada air mata untukku. Hanya sedikit ragu. Akankah aku bertahan untuk
studi di negeri ratu Elizabeth? Akankah aku temui teman-teman baik dalam
perjalanan ini? Akankah teman-teman tetap sama saat aku kembali?
Kalau
manusia kayak Si Kunyuk, dia pasti akan tetap seperti itu. Selalu anomaly. Tapi,
entahlah. Mungkin anomalipun pada akhirnya akan menetap dan stabil pada satu
titik.
Bersambung …
Komentar
Posting Komentar