Langsung ke konten utama

Kuliah Di Luar Negeri (Mimpi yang diusahakan dengan mata terbuka)

Halo semua!

Perkenalkan nama saya Sukmawati. Biasa dipanggil Sukma (ada beberapa nama panggilan lain tapi ga penting untuk dibahas,wkwkwk).

Ini postingan pertama saya di blog ini (sebenarnya postingan ini adalah nazar yang saya buat kalau saya bisa sampai lulus beasiswa LPDP ^_^ agar semakin banyak anak muda dari daerah bisa melanjutkan studi hingga ke luar negeri). Saat ini saya sedang menunggu keberangkatan untuk studi Master of Education in Teaching English to Speakers of Other Languages (M.Ed. TESOL) di University of Exeter, UK, InsyaAllah lusa 9 September 2016. Alhamdulillah.

Kalau ada yang bilang, studi ke luar negeri itu butuh modal awal uang yang buaanyyakk dan otak yang encerrrr, kalau saya lebih percaya kalau yang dibutuhkan paling utama adalah niat yang tak redup dan usaha yang tak putus asa. Terdengar lebay tapi dari yang saya alami seperti itu. Orang lain mungkin punya cerita berbeda.

Saya harus menunggu 3 tahun untuk bekerja dan bersabar karena keadaan keluarga yang tidak memungkinkan sembari mencari pundih2 rupiah (demi sesuap nasi dan sebongkah berlian, wkwkwk). Tapi dengan kondisi itu, saya tidak pernah menghapus "lanjut kuliah" dalam daftar waiting list impian saya.

Setelah menunggu 3 tahun dan melihat teman-teman mulai seliwiran sedang dan selesai kuliah S2, akhirnya hidayah itu tiba, selama ini belum ada petunjuk dari Yang Kuasa, hehehe. Beberapa teman (teman kantor, teman kuliah, teman SMA, murid, kayanya banyak!!!) sudah lulus beasiswa untuk studi tujuan dalam dan luar negeri.

Karena pengaruh pergaulan inilah, eits ini pengaruh positif lohhh, dimulailah cerita awal perburuan LOA (Letter of Acceptance) dari universitas luar negeri. Loh kenapa luar negeri?? Soalnya kalau universitas dalam negeri, saya harus pergi ke daerah tempat universitas tersebut. Misal, saya ingin lanjut kuliah di UPI, saya harus pergi ke Bandung atau ke Makassar untuk tes penerimaan. Dengan alasan yang sangat diplopmatis, kerjaan yang tidak bisa ditinggal eh maksudnya karena no money for the test and accommodation, hehehe, akhirnya saya putuskan dengan bijaksana untuk lanjut di universitas luar negeri dengan alasan yang sebenarnya karena segala pendaftaran gratissss dan tidak ada tes. Kayaknya kalau dites bisa gagal juga kita, hahaha.

Setelah bulat ingin kuliah di luar negeri, lantas apa yang harus dilakukan?

1. Tentukan universitas yang ingin dituju (kalau mau dapat beasiswa LPDP, daftarlah di universitas yang ada dalam daftar tujuan LPDP). Saya sendiri menentukan pilihan universitas dengan cara yang unik. Saya daftar di kota-kota terkenal yang saya pernah lihat di poster-poster :) dan disitulah saya menyadari bahwa ada beberapa universitas yang ada biaya pendaftarannya dan ada yang gratis. Tentu saja, pilih yang GRATISSS, hahaha.
Ini link ke University of Exeter http://www.exeter.ac.uk/postgraduate/
Tinggal cari aja jurusan yang kita mau terus apply online aja. Di universitas lain mirip-miriplah.

2. Sebelum apply pastikan berkas2 kita sudah ditranslet ke English. Contoh ijazah, transkrip, CV, dsb. Boleh pake jasa translator semisal IDP Education. Lumayan terjangkau lohhh. 75 ribu/lembar dan bisa minta dikirim ke daerah kita hasil transletannya. Mantapkan plus ga repot.

3. Persiapkan personal statement. Ini penting banget banget. Dari sepucuk statement inilah universitas menilai apakah kita layak diterima. (Untuk soal personal statement kelak akan saya bahas terpisah. Biar puas. Asekkk)

4. Rekomemdasi. Surat ini bisa dari dosen, bos, supervisor, pembimbing. Pokoknya orang yang bisa memberi penilaian tentang performa kamu. Rekomendasi ini juga penting. Sangat penting. Karena ini jadi instrumen penilaian juga apakah kita layak diterima untuk studi di suatu universitas.

5. Kemampuan Bahasa Inggris. Bisa pake IELTS, TOEFL IBT, dll. Saya dulu waktu daftar hanya upload toefl seadanya. Betul2 seadanya. Dengan skor yang hanya sejengkal di atas angka 500 dan waktu expire yang tinggal 2 minggu lagi, hehehe. Sangat seadanya. (Note: pada saat daftar beasiswa, saya tes toefl lagi, saat memenuhi persyaratan dari universitas, saya akhirnya ikut tes ielts yang lumayan menguras kantong, tenaga, dan perasaan *mulai lebay lagi)

6. Mengisi form registrasi online. Pada saat apply online pasti akan diminta buat akun pendaftaran untuk bisa mengisi form online. Pada saat mengisi form online inilah kita akan diminta mengupload berkas, rekomemdasi, personal statement, foto, dan lain-lain termasuk soal keuangan.

7. Keuangan??? Hal yang penuh tanda tanya yah, hahaha. Di online form, kemampuan keuangan kita akan dipertanyakan. Eitss jangan bilang ga mampu. Isi saja bahwa anda sedang dalam proses untuk mendapatkan beasiswa. Nda apa-apa kalau belum ada funding intinya kita sedang berusaha. Semangat!!!

8. Berdoa sembari bersabar menunggu hasilnya. Oya jangan hanya apply 1 universitas. Apply sebanyak yang kamu bisa. Mungkin ada yang menerima kita dengan menawarkan LOA tapi bisa jadi kan ada yang menolak :( kudu sabar. Hiks hiks.

Anyway, setelah apply ke beberapa universitas. University of Exeter lah yang pertama menawarkan LOA Conditional.
Tadaaaa....


Conditional offer artinya masih ada beberapa syarat yang harus saya penuhi agar bisa 100% diterima kuliah di sana. Tapi lumayanlah. Alhamdulillah kenceng2, sujud sukur sampe orang rumah bangun. Wkwkwk. Saking ga nyangka kalau dengan berkas-berkas seadanya ternyata bisa juga dapat LOA conditional dalam waktu 2 minggu menunggu. Sekali lagi Alhamdulillah.

Ternyata di kemudian hari, ada beberapa universitas yang menawarkan offer juga tapi karena Exeter yang pertama, maka there will I go.

Oya setelah dapat offer, jangan lupa accept yah. Kalau nda mau yah rejectlah. Tapi saya sendiri nda berani reject, hehehe.

Kayaknya sekian dulu dari saya. Next time, mungkin saya akan share tentang apa yang yang terjadi dengan LOA Conditional itu. :)

Thanks for reading. See you next time. Salam semangat!










Komentar

  1. Thanks mba for writing this blog! =) semoga bisa ngikutin jejak mbaknya buat sekolah di luar~

    BalasHapus
    Balasan
    1. welcome :) semoga bisa sekolah di luar negeri juga, Aminn :)

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Personal Statement!!! I'm coming...

Halo semuanya!!! Kabar gembira untuk anda semua *ini bukan iklan lohh. Dalam tulisan kali ini saya akan sedikit berbagi tentang berkas-berkas yang kamu butuhkan saat ingin berburu LOA, surat sakti tanda diterima di universitas di luar negeri. Dibacanya dengan hati yah, biar setresssnya dapet, hehehe. Tapi jangan sampai "baper" yah (pengalaman pribadi dulu baper cari LOA ) karena walaupun terlihat susah tapi insyaAllah adaaa jalaannn hooo... loh kok nyanyi, *maapin yoo. Intinya kalau kita berhenti berusaha (dibaca:menyerah) maka selesailah semuanya. Here we go. Sekarang saya sudah tiba di Exeter, Devon, UK. Masih pusing pengaruh kelamaan di pesawat tapi mumpung masih ada waktu berleha-leha makanya dimanfaatkan . Di postingan sebelumnya, saya janji untuk share tentang personal statement (surat ini jadi salah satu pertimbangan kampus dalam menerima mahasiswanya). Jadi kalau teman-teman ingin lanjut di luar negeri, harus bisa buat personal statemnt sendiri dalam bahas

Wawancara Beasiswa LPDP (Rasa Campur-Campur)

Di  postingan sebelumnya , saya sudah sempat bercerita tentang perjalanan saya hingga dinyatakan lulus berkas. Kali ini saya akan berbagi cerita tentang tahapan seleksi beasiswa LPDP selanjutnya yaitu Essay On the Spot, Leaderless Group Discussion (LDG), dan wawancara. Ups, tapi postingan ini akan lebih fokus ke wawancara. *tidak adil yah? Hehe. Maaf yoo... Sedikit info saja, saya hanya berusaha yang terbaik, sebisa saya, semampunya, semua-muanya. Pokonya keluarkan kemampuan menulis kamu sebaik mungkin menyesuaikan dengan waktu yang disediakan untuk Essay on the spot dan berdiskusilah dengan anggun, jangan nyolot tapi santun dan mengandung argumen yang tepat untuk LGD. Saya berusaha sebaik mungkin untuk essay dan LDG tapi tetap saja saya menyiapkan persiapan "ekstra" untuk wawancara. KENAPA? Bukan karena wawancara lebih penting dari yang lain tapi karena saya tahu itu salah satu kelemahan saya. I am not that bright comparing to the other stars (apasihhh pake bahasa Inggr

LoA, Jembatan Menuju Beasiswa

Halooooo..... Apa kabar teman-teman dimanapun berada. :D Waktu baru menunjukan pukul 4.30 am (waktu Exeter, UK) saat saya memulai tulisan ini, entah jam berapa di kampung halaman saya, hiks hiks *mulai homesick/cengeng banget sih, wkwkwk, Berhubung perkuliahan belum benar-benar dimulai, saya rasa ini waktu yang tepat untuk membagikan sedikit cerita tentang apa yang terjadi saat kita ingin SERIUSS kuliah di luar negeri. Harus serius loh, karena perjalanan untuk menuju "ke sana" sangat panjang dan berliku, serius deh. Beberapa orang mungkin menghabiskan setahun persiapan, mungkin kurang, tapi dari yang saya lihat dan alami, 1 tahun lebih (banyak lebihnya) untuk mewujudkannya. Saya sendiri mulai "bergerak" memburu kesempatan kuliah di luar negeri pada bulan Maret 2015 dan akhirnya bisa berangkat pada bulan September 2016. Jadiiiii yah hitung sendirilah, lama kan? Tapi jangan karena lama lantas menyerah, jangan karena susah lantas putus asa. Kalau orang lain