Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2017

Merangkai Jejak (cerpen bagian 2)

Balas dendam terbaik adalah dengan kesuksesan, itulah caraku. Karena tak bisa aku mengeluh atas segala keterbatasanku, karena rasanya tak pantas marah atas apa yang tak seharusnya aku miliki. Jika memang aku juga akan lanjut studi, jika memang tuhan punya rencana untukku, pasti akan tiba waktunya. "kunyuk, aku berangkat yah" pesan whatsapp terkirim. Dibaca. Mengetik. "hati-hati yah" Si Kunyuk membalas. Si Kunyuk ini makhluk anomali yang paling tidak bisa ditebak. Kadang cerah ceria seperti matahari pagi, kadang dingin menusuk seperti hembusan angin tengah malam, kadang damai menenangkan seperti ceramah subuh di radio yang selalu bapakku dengarkan. Intinya dia manusia aneh. Mungkin dia punya spesis tersendiri. Sejenis golongan manusia-manusia unik yang bikin harimu bisa kacau tak karuan. *** dua tahun lalu*** Dua pesan diterima. Ku cek hp setelah jam mengajarku berakhir jam 9 malam. Ku ambil hp, tas, bergegas pulang. Lelah 2 jam berdiri di atas high

Merangkai Jejak (cerpen bagian 1)

Hufff.... Membuang napas. Sendiri, aku duduk di jejeran bangku panjang. Brr... HP berdering. Bapak memanggil. "Iya pak, lagi tunggu pesawat berangkat" "Bapak dan adik-adik tunggu hingga pesawatnya berangkat, baru kami pulang ke rumah" "OK, mungkin 5 menit lagi. Setelah ini hpku mati yah. Nanti aku telepon lagi setelah sampai di Jakarta" "Iya, jangan lupa berzikir yah di pesawat. Selalu berdoa" "Iya pak. Aku tutup yah. Assalamualaikum" "Wa alaikum salam". Menoleh aku ke kiri. Di sepinya ruang tunggu bandara. Seperti ada bayangan almarhumah ibu duduk di sampingku. Tersenyum. Sepertinya. Khawatir juga dalam raut wajahnya. Anak gadisnya akan berangkat ke tanah Eropa. Dalam bayangku, ibu begitu jelas. Segar wajahnya. Tak ada perih. Tak ada sakit yang ia rasakan. Hanya sedikit khawatir bercampur bahagia dan doa. ***empat tahun lalu*** Tersentak aku terbangun di tengah malam itu. Sekitar jam 10 malam. &q